suara hati merupakan kata yang tertunda
Izinkan diriku membuka kalam
Selaku hamba
seorang Islam
Memanjatkan doa dan berucap salam
Semoga selamat siang dan
malam
Rumah terhias merayu undangan
Buat tetangga, sahabat dan
teman
Sang bidadari cantik menawan
Menjamu tamu dengan
senyuman
Canda dan tawa sejenak mengusik
Suara merdu alunan
musik
Kalau bernyanyi jangan berbisik
Sebab suara terdengar asik
Terkenang sejararah
saat terlahir
Ibunda tersujud berucap zikir
Menendangkan bait-bait
penyair
Kelak bahagia awal dan akhir
Kembanglah bunga indah
berseri
Elok warnanya harum mewangi
Pergi merantau ke negri
Gandhi
Mencari bekal hidup nan suci
Tersedar diri saat
mengukur
Melihat bunga tumbuh subur
Teringat diri menghitung
umur
Melihat amal takut ke kubur
Manusia terhormat karena akal
Akal
terpuji karena amal
Amal diuji berhidup social
Hidup social bernilai
moral
Ilmu itu pengangkat derajat
Orang berilmu pasti
terhormat
Hiduplah dengan ilmu yang bermanfaat
Pembawa berkah dunia
akhirat
Asal manusia tanpa bicara
Lalu berkembang mencari
suara
Berkah hidup adalah ‘Agama’
Tanpa ‘Agama’ kekal di
neraka
Hidup terhitung dengan usia
Di hiasi dengan suka dan
duka
Orang berbudi akan mulia
Budi menurut ilmu dan ‘Agama’
Ketika
usia hendak menyapa
Bentangkan sajadah tundukkan kepala
Ketika dunia akan
tiada
Sandangkan ‘Agama’ pasrahkan pada Nya
Kasih terbina dengan
cinta
Cinta terhina karena noda
Kalaulah hati pandai berbahasa
Tak kan
akal berdalih logika
Pandai-pandai menanam cinta
Jangan dipupuk dengan
berdusta
Kalaulah ingin hidup bahagia
Nikahlah dengan lelaki
mulia
Menilai jangan sekali-kali
Bercinta harus
berhati-hati
Memilih bukan mengkali-kali
Berkasih harus berteguh
hati
Menjaga Shubuh wajah kan terang
Menunggu Zhuhur rezeki kan
dating
Sempatkan Ashar penyakit kan hilang
Maghrib dan ‘Isya jadikan
pemenang
Jauhkan ‘api’ dari kehidupan
Jauhkan ‘air’ dari
penyesalan
Bulatkan niat dari pendirian
Santunkan lidah dari
pergaulan
Berlayar siapkan bekal
Bersantun jangan berbual
Berfikir
janganlah dangkal
Beriman, sosialkan moral
Di tutup kalam memohon
ampun
Di atas kanvas berbait pantun
Di baca jangan, sampai tertegun
Di
kenang boleh, jangan melamun
Izinkan diriku menutup kisah
Kisah
pujangga mengenang sejarah
Jikalau nanti kita berpisah
Jangan lupakan
hamba yang lemah
Selamat jalan selamat ultah
Jangan termenung lantas
mengalah
Usaha dahulu barulah pasrah
Tegakkan hati giatkan
ibadah
Jikalau sampai pada tujuan
Janganlah lupa
bersalam-salaman
Jikalau ragu pada pilihan
Janganlah lupa menghadap
Tuhan
Hidup itu berakhir mati
Nikah itu berakhir janji
Cinta itu
berakhir benci
Tidur itu berakhir mimpi
Kalam ditutup seraya
berdoa
Untuk sahabat bernama Nita
Jangan lupakan aku disana
Kalau
kembali harus berdua
Cukup sudah puisi tertulis
Di tulis oleh seorang
ulis
Kalau menulis tak pernah habis
Tapi ulis bukanlah
puitis
Selamat jalan sampai tujuan
Sampaikan salam kepada
kawan
Kalaulah sampai, tinggalkan pesan
Doa dan khabar hamba
nantikan
Semoga Allah melindungi perjalanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar